Bulan-Bintang.Org—Ditengah
semaraknya berita tentang calon Presiden 2014 mendatang, muncul berita
yang tidak biasa dan diluar perkiraan para politikus. Berita itu adalah
penganugrahan gelar Sri Narendra Dyah Balitung Saif Al Din wa Al Daulah
kepada Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra mantan Menteri Sekretaris Negara
yang juga Ketua Majelis Syuro DPP Partai Bulan Bintang. Gelar tersebut
diberikan secara khusus dari para raja, sultan, dan pemangku adat
se-Nusantara di Hotel Kartika Chandra,Jakarta, Kamis (27/9) malam.
Dalam sambutannya, Yusril mengatakan, akan terus memperjuangkan
cita-cita luhur para pendahulu negara. “Saya akan memegang amanah untuk
meneruskan perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita luhur bangsa,
kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi seluruh warga bangsa,”
tegasnya
Yusril sendiri mengaku bahwa dirinya sudah mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Terutama dukungan dari para sultan dan pemangku adat
se-Nusantara untuk maju dalam Pilpres 2014. ” Terima kasih atas
dukungannya saya siap maju seabagai calon Presiden mendatang,” tegasnya.
Yusril sangat menghargai atas peanugrahan gelar tersebut dan
menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan yang disampaikan oleh para
sultan dan pemangku adat se-Nusantara.“Saya, bersama dengan istri, Rika
Tolentino Kato Mahendra, anak-anak saya, serta seluruh keluarga besar
mengucapkan ungkapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kepercayaan
ini,” kata Yusril
“Amanah yang dipikulkan ke pundak saya tidaklah ringan, melainkan suatu beban yang mahaberat,” aku mantan menteri kehakiman dan HAM itu. Yusril menjelaskan, keberadaan kerajaan, kesultanan dan masyakarat adat Nusantara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari terbentuknya NKRI. Sebagai bangsa yang besar, kata dia, pemerintah jangan sampai melupakan sejarah. (pbb-sam)
“Amanah yang dipikulkan ke pundak saya tidaklah ringan, melainkan suatu beban yang mahaberat,” aku mantan menteri kehakiman dan HAM itu. Yusril menjelaskan, keberadaan kerajaan, kesultanan dan masyakarat adat Nusantara adalah bagian yang tidak terpisahkan dari terbentuknya NKRI. Sebagai bangsa yang besar, kata dia, pemerintah jangan sampai melupakan sejarah. (pbb-sam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar